8/30/2006

Menghisap Teman

Seorang teman Odha, juga aktif di penanggulangan HIV/AIDS menulis puisinya soal benda unik ini. :))

Silakan menikmati,

Penunggu Blog
***

Menghisap Teman

oleh Odha Imoet

Bentukmu bulat pipih. Tubuhmu dibalut warna putih. Kau
teman setiaku. Dikala aku sedih, senang, tertawa,
menangis. Tubuhmu mengandung racun. Mengelurkan asap
dari setiap inci tubuhmu. Kau bisa membunuhKu. Kau
bisa membuat, diriku mendapat serangan jantung, dan
bahkan gangguan kehamilan. Aku senang bias selalu
dekat denganmu. Meskipun aku tahu kau akan membunuhku
pelan-pelan. Aku tahu kau akan menggerogoti setiap
rongga paru-paruKu. Membuat sesak dada dan nafasku.
Nikotin,Tar adalah bagian dari tubuhmu. Kau tidak
hanya menggangguku. Tetapi juga mengganggu orang lain
dengan asap laknatmu. Kau dijual bebas. Meskipun
pemerintah selalu melarang. Rokok nama tenarmu.

“Kalau kamu menabung uang yang kau belikan rokok,
mungkin kau kan bisa membuat sebuah hotel," kata dokter
yang selalu mengingatkanku untuk menjauhimu.
Aku belum siap berpisah denganmu. Aku
masih ingin kau menemaniku. Sampai aku bosan. Sampai
aku lelah mengisap tubuhmu.

“Kadang kita mementingkan ketenangan dibanding
kesehatan “ aku kutip dari temanku yang bertubuh
kecil, gesit dan selalu tersenyum jika ia bertemu
denganku.

Ketenanganku, jika aku mengisap asap yang keluar dari
tubuhmu. Aku tahu betapa bahayanya, jika aku selalu
bersamamu. Aku tak peduli. Karena yang aku tahu, kau
bias membuat diriku tenang. Aku tak perlu mengeluarkan
banyak rupaiah dari katongku. Aku pun tak perlu
menjual barang-barang yang ada dirumah demi
mendaptkanmu.

Di setiap sudut desapun aku bisa mendaptkanmu. Aku tak
perlu takut tertangkap petugas keamanan jika
kedapatan bersamamu. Kamu legal meskipun kata
orang-orang yang berusaha menghindarimu, kamu itu
haram.

Kau selalu setia, di saku belakang celana jeans
bututku. Setiap aku habis makan, kau adalah dewa
penyelamatkanmu. Aku tidak mengagung-agungkanmu. Tapi
itu kenyataan, yang aku rasakan.

Korek adalah bagian dari hidupmu. Kau tidak akan bisa
berbuat tanpa api dari korekku. Tanpa korek kau akan
terbengkalai di meja riasku,atau hanya menjadi
pajangan lemari kaca di kios-kios, warung, toko bahkan
supermarket.

Akupun akan meninggalkan abu dan puntungmu di asbak
kecilKu. Hanya asapmu yang aku butuhkan.
Aku senang kau tidak bisa berbicara. Kau hanya diam,
menunggu mulut orang-orang mengisapmu. Tak seperti
orang-orang aneh yang berada disekililingku. Yang
selalu berkomentar tentang gaya hidup, dan kehidupan
yang aku jalani.

Aku tahu, virus yang ada di tubuhku akan senang jika
kau selalu bersamaku. Virus yang aku berinama cantik
si virus iblis, akan tertawa dan dengan leluasa
beranak pinak dalam darah dan tubuhku.

Cantik yang membuatku berubah. Sedikit merubah gaya
hidupku yang dulu selalu menegak alkohol. Cantik yang
memisahkan aku dengan orang yang aku sayangi. Cantik
dan kaupun akan memisahkanku dengan orang-orang yang
aku sayangi.

Kau adalah sahabat dari cantik. Yang setiap saat,
tanpa aku sadari akan membunuhku.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?