11/03/2006

Hari AIDS Momen Kepedulian Remaja pada HIV/AIDS

Hari AIDS Momen Kepedulian Remaja pada HIV/AIDS

[Yanitama Putri, Project Officer KIE KISARA-PKBI BALI]

Hasil survei Kita Sayang Remaja (Kisara), lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli kesehatan reproduksi remaja di Denpasar, terhadap anak SMP dan SMU menunjukan sekitar 70 persen dari mereka belum tahu apa itu HIV/AIDS dan sekitar 85 persen salah dalam menyebutkan bagaimana penyebaran virus HIV.

Data tersebut menunjukan ternyata di saat HIV merajalela, masih banyak remaja menutup mata dan telinga atau tidak mau tahu tentang HIV/AIDS dan permasalahannya. Remaja tak peduli pada saudara-saudaranya yang positif HIV atau malah sudah meninggal karena infeksi oportunistik akibat HIV/AIDS.

Mereka lebih memilih menghamburkan uang dan waktu untuk hal-hal konsumtif, merasa lebih gaul bila punya handphone baru daripada tahu banyak tentang HIV/AIDS dan masalah semacamnya.

Data tersebut belumlah mewakili seluruh populasi remaja di Indonesia, tapi sudah cukup menggambarkan dan membentuk “mind set” tentang remaja sekarang yang masih perlu “disirami” informasi tentang HIV/AIDS khususnya.

Teknologi memang makin maju dan berkembang, informasi juga tersebar luas dan makin gampang diperoleh. Tapi makin sulit juga memilah informasi mana yang patut “dicerna” dan mana pula yang harus “dibuang”.

Kenapa bahasan kita menitikberatkan remaja? Dan kenapa pula remaja perlu tahu banyak tentang HIV/AIDS?

Alasannya klise. Remaja adalah (1) generasi penerus bangsa yang (2) merupakan sasaran “empuk” HIV alias gampang banget terkena HIV. Karena itu remaja perlu tahu tentang HIV/AIDS, bagaimana penyebarannya, bagaimana penanganan dan pencegahannya.

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yang bila diibaratkan sebagai sebuah kerajaan, maka virus tersebut akan menyerang prajurit-prajurit pelindung kerajaan yang dalam hal ini adalah sel darah putih, sehingga kerajaan akan runtuh.

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang bisa membunuh HIV. Sehingga HIV masih jadi virus yang ditakuti dan mengancam siapa pun. Semua orang baik itu bayi, anak-anak, remaja, dewasa bisa tertular HIV. Obat yang ada sekarang masih bersifat suportif yaitu sebagai suplemen yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh atau menghambat replikasi virus yang bisa menghambat laju penyerangan virus pada tubuh mereka yang positif HIV.

Ada dua hal penting dalam penanganan HIV/AIDS. Pertama, sebisa mungkin hindari penularan HIV. Ada solusi ABCDE yaitu Abstinensia (tidak melakukan hubungan seks sebelum waktunya-menikah), Be Faithful (setia pada pasangan atau hanya melakukan hubungan seksual dengan saru orang saja), use Condom (dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang beresiko terhadap IMS-Infeksi Menular Seksual atau HIV sebaiknya bentengi diri anda dengan menggunakan kondom dengan benar), Don’t Inject (jangan menggunakan narkoba, apalagi narkoba suntik), dan Education (perbanyaklah informasi tentang HIV AIDS-khususnya).

Kedua untuk mereka yang sudah positif HIV, penting sekali mendapat care, support, and treatment dari orang lain. Kita sebagai saudara-saudara mereka, bukan justru menjauhi atau mendiskriminasikan mereka. Karena mendiskriminasi mereka tidak menyelesaikan masalah. HIV juga tidak menular melalui kontak sosial. Media penyebaran virus HIV ini adalah cairan kelamin, darah, dan air susu ibu. Penyebaran terutama melalui hubungan seksual, transfusi darah, ibu ke anak, dan jarum suntik yang tidak steril. HIV tak menular melalui gigitan nyamuk, bersalaman, berenang, berciuman, makan, atau menggunakan toilet bersama dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Saat seseorang tervonis positif HIV, biasanya semangatnya tiba-tiba turun drastis dari level 10 jadi 1 atau bahkan jadi 0. Ini karena kekurantahuan mereka bahwa HIV/AIDS bukan akhir segalanya. Pada saat inilah titik terpenting bagi kita untuk peduli dan mendukung mereka. Karena rasa bahagia terbukti bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga merupakan terapi yang sangat baik bagi ODHA.

Karena itu, wahai remaja, perbanyak dan lengkapi dirimu dengan informasi-informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Apalagi 1 Desember nanti akan diperingati sebagai hari AIDS internasional. Pada saat tersebut, seluruh umat manusia di dunia diharapkan bisa menunjukkan kepedulian pada persoalan HIV/AIDS. Sebab, HIV/AIDS tak hanya masalah bagi mereka yang positif HIV atau keluarganya. HIV/AIDS adalah persoalan kita bersama, termasuk para remaja.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?