1/09/2007

Merokok Mengurangi Kerja Obat Anti-Retroviral

Merokok Mengurangi Kerja Obat Anti-Retroviral

[Andy Mansrianto, Petugas Lapangan Yayasan Hatihati]

Saat ini ditemukan makin banyak orang meninggal mendadak karena infeksi oportunistik (IO), penyakit yang menyerang pada orang dengan HIV/AIDS (Odha). Hal ini terjadi akibat keterlambatan untuk melakukan voluntary counseling and testing (VCT) atau konsultasi dan tes suka rela. Keterlambatan VCT mengakibatkan keterlambatan Odha untuk mengakses layanan anti-retroviral (ARV), obat untuk menghambat replikasi HIV, virus penyebab AIDS, di dalam tubuh. Padahal program VCT sudah berjalan dan mudah bagi orang-orang yang berisiko tertular kalau ingin melakukan tes HIV secara gratis. Juga sudah mudah mengakses layanan yang sudah tersedia di Bali, seperti mendapatkan ARV, obat TB dan lain-lain.

Namun terapi juga bukan segalanya. Banyak Odha meninggal karena IO akibat kurang menjaga kesehatan. Banyak Odha yang masih merokok, minum-minuman berakohol, atau masih aktif menggunakan narkoba. Padahal kalau masih rutin dengan hal-hal seperti ini, kerja obat ARV pun tidak optimal.

Mengapa merokok berbahaya untuk Odha? Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat mengganggu fungsi paru pada orang sehat. Sedangkan pada Odha, merokok dapat membuatnya lebih sulit melawan infeksi yang berat. Penggunaan ARV dilakukan agar Odha bertahan hidup semakin lama. Namun mutu hidup jangka panjang ini terganggu akibat merokok dan masalah terkait.

Merokok melemahkan sistem kekebalan tubuh. Padahal sistem kekebalan tubuh ini untuk melindungi kita dari IO. Lemahnya sistem kekebalan tubuh ini membuat Odha rentan terkena infeksi, terutama infeksi berkaitan dengan paru. Risiko ini juga meliputi merokok ganja bukan hanya tembakau. HIV meningkatkan risiko penyakit paru kronis. Merokok pun dapat memperburuk masalah hati, misalnya hepatitis.

Merokok pun memperparah efek samping akibat terapi ARV. Misalnya mengakibatkan osteoporosis (tulang lemah yang lebih rentan patah). ART sendiri memang sedikit meningkatkan risiko penyakit jantung. Tetapi di antara risiko serangan jantung dan strok akibat kegiatan hidup yang kita dapat kendalikan, merokok adalah yang terbesar.

Merokok juga memudahkan munculnya infeksi oportunistik seperti kandidiasis (jamur) dan pneumonia pnemocystis (PCP). Pada perempuan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit pada leher rahim.

Baru-baru ini, bakteri yang menyebabkan mycobacterium avium complex ( MAC ) dikaitkan dengan merokok. Bakteri ini ditemukan pada tembakau, kertas rokok, dan saringan rokok walaupun benda tersebut sudah terbakar. Karena itu merokok sangat berbahaya bagi Odha. Teman-teman yang positif HIV perlu berhati-hati untuk menjaga kesehatan, terutama kalau masih merokok, masih minum akohol, maupun aktif memakai narkoba.

Pada akhirnya semua pilihan kembali pada pelaku. Dalam kehidupan ini banyak masalah yang harus dihadapi. Banyak jalan menuju ke arah lebih baik. Namun jalan yang baik itu belum tentu disepakati semua orang. Tinggal sejauh mana teman-teman Odha sadar dan mau mengambil pilihan yang lebih baik bagi kesehatan sendiri. [***]

This page is powered by Blogger. Isn't yours?