11/09/2006

Saatnya Mengampanyekan Pemakaian Lubricant

Saatnya Mengampanyekan Pemakaian Lubricant

[Vivi, Konselor Yayasan Gaya Dewata, anggota Kelompok Dukungan Sebaya Warcan+]

Kasus HIV/AIDS di Indonesia makin memperihatikan dengan makin banyaknya orang yang tertular dari balita hingga orang dewasa. Penularan HIV/AIDS pun tak lagi melihat status sosial ekonomi. Sehingga mau tidak mau hal ini harus mendapat perhatian khusus. Hanya menjadikan makin bertambahnya kasus sebagai data tidak akan menyelesaikan masalah ini. Apalagi kalau hanya menyalahkan tanpa pernah mau terlibat persoalan.

Hari AIDS se-Dunia, yang akan diperingati 1 Desember nanti, semoga bisa jadi momen semua pihak untuk terlibat. Tidak hanya menonton di pinggir jalan lalu berteriak dan bersorak menyalahkan. Waktunya bagi semua pihak untuk menunjukkan slogan Tepati Janji Stop AIDS. Salah satu upaya yang bisa dilakukan tersebut adalah dengan mulai memikirkan lubricant (pelicin) sebagai salah satu solusi jangka pendek untuk menjawab persoalan HIV/AIDS di kalangan waria dan homoseksual.

Saat ini pemerintah sudah serius dan gencar dalam menangani dan mensosialisasikan kondom sebagai salah satu upaya pencegahan penularan HIV melalui hubungan seks. Kampanye bertema Use 100% Condom ini dilakukan melalui berbagai media elektronik dan media massa. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) penanggulangan HIV/AIDS pun banyak memberi informasi dan pengetahuan tentang manfaat kondom.

Program Use 100% Condom memang bisa dan tepat untuk heteroseksual tapi kurang pas bagi kelompok homoseksual. Pogram ini kurang lengkap dan harus ditambah jadi Use 100% Condom and Lubricant. Karena kelompok homoseksual lebih sering melakukan oral seks sehingga kondom yang diperlukan pun berbeda. Kondomnya pun seharusnya yang beraroma. Di apotek sudah banyak kondom beraroma dengan bermacam pilihan aroma antara lain mind, coklat, dan berbagai aroma buah (stowberry, jeruk , pisang, durian). Harganya juga mahal. Saat ini kondom yang disediakan Dinas Kesehatan secara gratis belum ada yang beraroma dan rasanya pahit. Itulah alasan kenapa beberapa teman waria dan gay malas memakai kondom ketika melakukan oral seks. Selain itu kandungan pelumasnya pun kurang.

Lubricant merupakan hal penting bagi kelompok homoseksual sama pentingnya dengan kondom. Karena kelompok homoseksual dalam melakukan hubungan seks melalui anal sehingga perlu pelicin atau pelumas yang berbahan dasar air (lubricant). Masalahnya sekarang distibusi lubricant masih sangat jarang kalau pun ada harganya mahal. Itu pun hanya beberapa apotek yang menjualnya. Sebagaian besar kelompok homoseksual yang mapan dalam segi ekonomi mampu membeli dan biasa memakainya tapi untuk kelompok waria yang bekerja sebagai pekerja seks sampai saat ini lubricant masih jadi barang mewah. Selain mahal mereka juga malu untuk membeli di apotek.

Banyak di antara kelompok homoseksual yang belum mengenal lubricant sehingga mereka jarang mengunakan kondom. Padahal ketika melakukan anal seks mengunakan kondom tanpa pelicin selain terasa lebih sakit juga terjadi iritasi di anus. Untuk mengatasi supply lubricant yang terbatas banyak yang mengakali dengan memakai body lotion atau air ludah. Hal itu sangat tidak dianjurkan karena body lotion berbahan dasar minyak begitu juga air ludah. Kalau dipakai akan cepat kering. Sering terjadi kondom robek dan pecah di dalam. Apa artinya pakai kondom jika risiko penularan tetap tinggi?

Walau pun kelompok homoseksual sudah paham dan mengerti penularan HIV/AIDS, ditambah dengan kondom yang tersedia gratis, tapi apa bisa menjamin penularan tidak akan terjadi jika salah satu media (lubricant) yang penting untuk kelompok homoseksual tidak tersedia dan masih susah untuk dijangkau?

Meskipun kelompok homoseksual jumlahnya bisa dibilang kecil, tapi perlu diperhatikan bahwa risiko penularan HIV/AIDS di kelompok ini tergolong tinggi dan yang melakukun hubungan seks dengan mereka juga banyak dari berbagai golongan usia dan sosial. Jadi mata rantai penularan HIV/AIDS cepat sekali berputarnya.

Kapan pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan, mulai melirik dan memperhatikan kelompok homoseksual dengan cara mengadakan pelicin secara gratis, sehingga program penanggulangan HIV/AIDS bisa mengena dan merata untuk semua kelompok? Slogan penanggulangan HIV/AIDS juga berubah jadi 100% Condom dan Lubricant. Dengan demikian diharapkan semua kelompok bisa menyerukan, “Tepati Janji Stop AIDS..” [+++]

This page is powered by Blogger. Isn't yours?