9/12/2006

Pikiran Tenang, Infeksi Oportunistik Susah Menyerang

Beberapa Orang dengan HIV/AIDS [Odha] mengaku lebih cepat terserang infeksi oportunistik [IO] ketika sedang stres. Nah, artinya, kalau pikiran tenang, IO lebih susah menyerang Odha. Ati Rati Hidayah, relawan Sobat di Yayasan Bali+ menulis opininya tentang masalah tersebut.

Barang kali berguna,


Penunggu Blog
***

Pikiran Tenang, Infeksi Oportunistik Susah Menyerang

[Ati Rati Hidayah, relawan Sobat di Yayasan Bali+]

“Apa yang terlintas di pikiranmu ketika aku menyebut kata HIV-AIDS?” tanya saya pada salah satu teman. ”Mmm, kurus, sakit-sakitan, tidak bisa bangun dan meninggal,” jawabnya. Mungkin itulah jawaban sebagian besar orang bila ditanya tentang hal yang sama. Ini menunjukkan masih banyak orang salah paham terhadap HIV dan AIDS.

Human immunodeficiancy virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh kita. Waktu HIV masuk ke tubuh kita, kita dianggap terinfeksi HIV atau HIV “positif”. Tetapi hal ini tidak berarti kita sudah kena acquired immune deficiancy syndrome (AIDS). Kita bisa positif HIV bertahun-tahun sebelum gejala muncul. Namun lambat laun HIV menyebabkan semakin banyak kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita, sehingga kita menjadi sakit sakit dari infeksi yang tidak bisa diatasi oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi ini disebut infeksi oportunistik (IO). Bila kita mengalami IO tertentu kita dianggap AIDS.

Tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan kurus, sakit-sakitan dan pada akhirnya meninggal. Karena HIV bukan lagi penyakit yang mematikan namun tergolong penyakit kronis atau penyakit yang tidak dapat “disembuhkan” tetapi dapat dikendalikan seperti penyakit diabetes, asma, atau darah tinggi. Hal ini dikarenakan telah ada terapi ARV (anti-retroviral) yang dapat menekan jumlah virus HIV.

Seperti halnya pada orang yang tidak terinfeksi virus HIV, orang dengan HIV/AIDS (Odha) diharuskan melakukan pola hidup sehat. Untuk menjaga kondisi tubuh kita, kita memerlukan makanan sehat yang memenuhi kebutuhan gizi, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup. Bagi orang yang terkena HIV maupun AIDS pola hidup sehat sangat penting untuk menghindari IO. Makanan yang bergizi tidak harus mahal, namun dapat memenuhi zat-zat yang dibutuhkan tubuh seperti protein, mineral, karbohidrat dan vitamin. Selain itu juga harus higienis. Olahraga adalah hal yang harus kita lakukan. Padahal olahraga merupakan kebiasaan yang harus dilakukan terus menerus.

Berajalan kaki secara teratur selama 15 menit merupakan olahraga yang paling mudah dan tidak memerlukan peralatan khusus. Apabila setiap hari dilaksanakan dapat menjaga kebugaran tubuh kita. Istirahat yang cukup juga bisa menjaga tubuh kita agar tetap bugar. Istirahat yang baik yaitu dengan tidur sehari minimal 8 jam. Karena seperti halnya mesin, tubuh memerlukan istirahat dan relaksasi. Terkait dengan IO, tubuh yang kurang istirahat akan lebih mudah untuk menerima penyakit.

Hal yang tak kalah penting dari menjaga kesehatan tubuh kita secara fisik, adalah menjaga pikiran dan jiwa kita agar tetap tenang. Ada pepatah Mensana In Corporesano, di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Maka antara kesehatan fisik dan jiwa sangatlah terkait. Apabila pikiran kita terganggu dan gelisah maka tubuh kita rentan terhadap penyakit. Tetapi apabila pikiran kita tenang, tetap ceria, tersenyum dan selalu berfikir positif maka secara otomatis tubuh kita akan meningkat kekebalannya.

Salah satu hal untuk menenangkan pikiran mungkin dengan berpikir positif. Jika kita dinyatakan positif HIV, bersyukurlah karena Tuhan memberikan kesempatan pada kita untuk menyadari betapa penting melaksanakan pola hidup sehat dan berfikir positif tentang mengapa Tuhan memberikan virus ini pada kita. Sakit dan kematian adalah milik semua orang bukan hanya ODHA.

Banyak alasan mengapa kita harus bersyukur bila kita dinyatakan positif terinfeksi HIV?

Sering kita mendengar vonis seorang dokter terhadap pasiennya yang menderita kanker darah misalnya, bahwa umurnya tinggal hitungan bulan, dan orang tersebut tidak bisa mengendalikan penyakit yang dia derita. Dia hanya bisa menunggu hingga vonis itu terjadi. Namun berbeda dengan ODHA, dia diberi banyak kesempatan hingga vonisnya terjadi. Bahkan dia bisa mengendalikan kumpulan gejala penyakit yang dia alami. Dia diharuskan disiplin dengan adanya terapi obat untuk mengendalikan jumlah virus. Diharuskan menyeimbangkan diri antara hubungannya dengan sesama dan hubungannya dengan Tuhan untuk mencapai ketenangan jiwa. Selain itu juga dipaksakan untuk menjalankan pola hidup sehat. Apabila hal tersebut dilakukan dengan rasa gembira maka tidak akan ada beban.

Sudah terbukti bahwa banyak Odha yang kemudian menerima kenyataan positif HIV sebagai bahan untuk menata diri. Hidup mereka kemudian jauh berbeda dari sebelumnya. Misalnya dulu suka minum alkohol dan merokok, dia kemudian menghentikan kebiasaan merusak kesehatan tersebut. Alasannya karena minum alkohol dan merokok bisa memicu IO.

Ada orang bijak berkata sesuatu yang baik dimulai dengan paksaan dari dalam diri kita. Apabila orang yang terkena infeksi HIV, tidak melakukan hal tersebut di atas, dia akan merasakan akibat secara langsung dari kelalaiannya. Setiap orang memiliki prinsip dasar dalam kehidupannya. Seperti jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, kerjasama adil dan peduli.

Terapi ARV bagi Odha, merupakan pelatihan yang sesuai dengan prinsip dasar hidup tadi. Jujur untuk meminum obat semestinya, tanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan. Maka itu yang akan kita dapatkan, disiplin diri untuk mematuhi jadwal ART, visioner demi kualitas hidup kita ke depan, kerjasama dengan PMO (Pengawas Minum Obat) maupun Sobat kita untuk mengingatkan waktu minum obat. Adil karena terdapat prinsip apabila kita tidak patuh minum obat dan berpola hidup sehat maka dapat dipastikan kita akan sakit. Dan peduli pada kesehatan diri kita serta orang lain agar tidak tertular.

Berpikir positif semangat tinggi untuk tetap berjalan tegap adalah hal yang sangat penting bagi ODHA. Kematian pasti menimpa semua orang. Jadi janganlah takut mati. Karena kita hidup di dunia untuk mencari bekal kehidupan setelah mati,. Namun jangan mengharap mati karena hidup adalah anugrah yang sangat berharga. Semua manusia tidak ada yang mengetahui kapan maut menjemput. [***]

This page is powered by Blogger. Isn't yours?