9/26/2006

Smash Narkoba Peduli HIV/AIDS

Smash Narkoba Peduli HIV/AIDS

[Yusuf Rey Noldy, petugas lapangan Yayasan Hatihati Denpasar]

Pemakaian narkoba dengan jarum suntik merupakan salah satu faktor terbesar penularan HIV, virus penyebab AIDS. Hingga Agustus lalu hampir separuh orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Bali berasal dari kalangan pengguna narkoba suntik (penasun). Selain penggunaan narkoba suntik, penyebab lain adalah perilaku berganti pasangan seks tanpa kondom serta dari ibu menyusui pada anaknya.

Melihat fakta di atas maka perlu terus dilakukan upaya pencegahan penularan HIV/AIDS pada masyarakat umum. Agar pencegahan bisa dilakukan maka masyarakat perlu terlebih dulu untuk tahu apa itu HIV/AIDS, bagaimana cara penularan, serta bagaimana bentuk pencegahan HIV/AIDS. Upaya kampanye pencegahan ini bisa dilakukan lewat berbagai kegiatan. Salah satunya penyuluhan.

Sabtu malam pekan lalu, Yayasan Hati-hati, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di penanggulangan HIV/AIDS di kalangan penasun melakukannya dengan cara unik. Kampanye di sela-sela final pertandingan bola voli di Negara, Jembrana.

Kejuaraan final bola voli oleh salah satu produsen rokok itu memperebutkan piala Bupati Jembrana 2. Acara yang diadakan di lapangan voli Lelateng Negara ini mempertemukan dua tim tangguh yang selama tiga bulan kompetisi berjuang. Keduanya masuk babak setelah menyisihkan satu demi satu lawan dari 22 tim yang berlaga dalam kejuaraan itu. Dua tim tersebut adalah Ordorek, Medewi Pekutatan vs Porsas, Sawe Dauhwaru, Negara.

Di sela pertandingan tersebut tim dari Yayasan Hatihati menyampaikan pesan-pesan tentang HIV/AIDS dan narkoba ke setiap penonton yang datang.

Setiap pengunjung yang datang diberi brosur terkait dengan HIV/AIDS dan narkoba serta paket pencegahan sepeti kondom. Menurut Komsa Nursalam, Koordinator Yayasan Hatihati untuk wilayah Negara, panitia sudah mempersiapkan acara gebyar info itu sejak dua bulan lalu. “Kami sengaja kami pilih melakukan acara ini di putaran final mengingat banyaknya penonton yang datang sehingga kampanye lebih tersebar luas,” kata Galle, panggilan akrab Komsa.

Antusiasme masyarakat untuk mendapatkan informasi memang tinggi. Terbukti brosur dan paket pencegahan yang dibagi habis dalam sekejap. Beberapa penonton juga secara langsung terlibat diskusi dengan tim dari Yayasan Hatihati untik menggali lebih jauh apa itu HIV/AIDS dan dampak dari penggunaan narkoba termasuk zat adiktif lainnya.

“Kami cukup puas dan sekaligus berterima kasih pada pihak penyelenggara yang sudah mau bekerjasama dan ikut peduli akan permasalahan HIV/AIDS dan narkoba, khususnya di wilayah Negara,” tambah Galle.

Untuk diketahui Yayasan Hatihati telah mengembangkan program ke wilayah Negara sejak Januari 2006. Hal ini mengingat makin menyebarnya penasun ke wilayah-wilayah lain di luar Denpasar dan Badung. Adapun kegiatan Yayasan Hatihati tersebut antara lain penjangkauan, penyuluhan, gebyar informasi, dan konseling pada kelompok berisiko. Untuk melakukan kegiatan tersebut Yayasan Hatihati punyai dua orang relawan yang secara aktif menjangkau kelompok-kelompok berisiko di wilayah setempat. Yayasan Hatihati juga telah melatih sepuluh orang relawan di masing-masing lokasi jangkauan. “Kami selalu libatkan dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya gebyar info,” tambah Galle.

Selain itu, tambah Galle, Yayasan Hatihati juga bekerjasama dengan pihak terkait seperti Puskesmas, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jembrana, Dinas Kesehatan Jembrana, serta Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Jembrana dalam melakukan aktivitas yayasan di wilayah kabupaten Jembrana. Adapun pos Yayasan Hatihati untuk wilayah Negara ada di Puskesmas Kaliakah Negara.

Melihat antusiasme penonton, Galle berharap lebih baik lagi. “Ke depan kami sangat ingin bekerjasama lagi untuk mengadakan acara gebyar info serupa di turnamen bola voli selanjutnya,” katanya. Tujuannya agar masyarakat jembrana paham akan HIV/AIDS dan narkoba sekaligus juga bersama-sama membantu program pemerintah yang telah berjalan dalam penaganan HIV/AIDS dan narkoba. Sebab, kalau bukan kkita yang peduli masalah ini, lalu siapa lagi?

This page is powered by Blogger. Isn't yours?