10/19/2006

KDS untuk Tempat Saling Mendukung

KDS untuk Tempat Saling Mendukung

[Asep Hidayat, Anggota Kelompok Dukungan Sebaya Addict+]

Kelompok dukungan sebaya (KDS) merupakan wadah untuk saling memberi dukungan, harapan, dan kekuatan bagi orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Adanya kelompok ini sangat membantu persoalan mereka terkait dengan masalah kesehatannya. Di kelompok ini biasanya orang dengan HIV/AIDS (Odha) merasa nyaman dan mendapat dukungan dari sesama anggota kelompok. Sebab hampir semua anggotanya punya latar belakang sama yaitu sebagai Odha atau orang yang hidup dengan Odha (Ohidha).

Sebut saja Chapung (26), ia mengetahui dirinya terinfeksi HIV sejak 2003 lalu. Status barunya itu ia peroleh, akibat penggunaan narkoba suntik. Saat ini ia harus rutin minum obat anti-retroviral (ARV), terapi bagi Odha. Pasalnya, sewaktu jadi pecandu narkoba ia kerap menggunakan jarum suntik secara bergantian.

Setelah tahu dirinya terinfeksi virus tersebut, prilakunya mulai mengalami perubahan. Ia jarang keluar rumah dan terlihat murung. Bahkan suatu hari ia pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembasmi serangga. Namun ternyata nasib berkata lain, Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup dan menjalani kehidupannya dengan HIV.

Selang beberapa tahun, tubuhnya menunjukan gejala-gejala kurang sehat. Mulai dari turunnya berat badan, diare berkepanjangan, sampai suhu tubuhnya sangat panas. Ia pun harus menjalani perawatan di salah satu rumah sakit daerah di Denpasar. Namun karena kondisi kesehatannya tidak mengalami perubahan dan sudah tidak punya biaya untuk berobat, ia memutuskan untuk pulang dan dirawat oleh kedua orang tuanya. Di tengah-tengah kondisi yang sangat parah itu, untungnya beberapa temannya menyarankan untuk menjalankan terapi ARV.

Sejak saat itu, kesehatannya berangsur-angsur membaik. Bahkan empat bulan pasca-terapi ARV ia sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Hal ini ia manfaatkan untuk berkunjung ke berbagai LSM peduli AIDS di Denpasar. Salah satunya Yayasan Bali+, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memberikan dukungan bagi Odha dan pasangan atau keluarganya. Chapung kini bergabung di Addict+. Kelompok ini terbentuk pada 10 Desember 2003, berdasarkan kebutuhan beberapa mantan pecandu narkoba suntik yang terinfeksi HIV.

Di Addict+, Chapung banyak mempelajari HIV/AIDS mulai dari penularan, pencegahan bahkan sampai pengobatannya. Selain itu juga, kini ia makin yakin bahwa Odha bukan orang yang tidak mempunyai harapan untuk hidup. Semua itu karena dukungan sesama anggota Addict+. ”Aku merasa jauh lebih baik setelah bergabung di kelompok Addict+. Aku juga mendapat dukungan dan bisa memberi dukungan pada yang lain,” tambahnya.

Dengan adanya KDS, maka beban hidup pengidap HIV jadi lebih ringan. Sebab, di kelompok ini semua anggota memperoleh pengetahuan dan tujuannya agar mampu berdaya terhadap dirinya mupun sesama anggota. Selain itu ia mulai terbiasa menjalani hidup dengan HIV. Ia juga kerap melakukan kegiatan seperti penyuluhan ke sekolah-sekolah. Pada kesempatan itu biasanya ia melakukan kesaksian (testimoni) di hadapan siswa SMA dan SMP. Tujuannya agar siswa bisa mengambil hikmah dari pengalamannya sebagai pecandu dan kini harus hidup dengan HIV.

Bagi Chapung memberikan dukungan itu hal utama yang harus ia kerjakan. Sehingga pengidap HIV/AIDS tak merasa sendiri dalam menghadapi masalahnya. [***]

This page is powered by Blogger. Isn't yours?