1/16/2007

Imbangi Terapi dengan Perilaku Sehat

Imbangi Terapi dengan Perilaku Sehat

[Alvien Cartner, staf Yayasan Bali+]

Orang dengan HIV/AIDS (Odha), seperti yang sudah kita ketahui, adalah orang yang sangat rentan terkena berbagai penyakit infeksi oportunistik (IO) atau kumpulan gejala penyakit. IO yang sering menyerang itu misalnya candidiasis yaitu jamur pada mulut dan tenggorokan lalu diikuti tuberkulosis yang menyerang paru. IO terjadi karena sistem kekebalan tubuh semakin menurun akibat rusaknya sel darah putih yang sudah diserang human immunodeficiancy virus (HIV), virus penyebab menurunnya sistem kekebalan tubuh atau acquired immune deficiancy syndrome (AIDS).

Seorang Odha bukan berarti harus berdiam diri dan menyesali diri apalagi membiarkan persoalan ini berlarut-larut dan tidak ditindak lanjuti. Hal yang lebih penting adalah mencari jalan keluar dan informasi tepat agar HIV tidak terus menerus menggerogoti sistem kekebalan tubuh Odha. HIV sendiri termasuk jenis smart virus artinya virus yang sangat cerdas karena bisa mereplikasi. HIV bisa memperbanyak diri pada sel darah putih pada manusia. Dalam dunia medis sel darah putih ini disebut CD4.

Sebagai bagian dari penanggulangan HIV/AIDS sendiri, pemerintah sudah memberikan bantuan seperti subsidi obat anti-retroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh Odha. Berbagai pihak baik dokter, perawat, maupun konselor sudah memberikan perhatian khusus pada mereka yang dinyatakan terinfeksi HIV dan sudah mengalami gejala oportunistik.

Sebagai obat terapi, ARV seharusnya diminum secara disiplin oleh Odha. Namun dalam berbagai kasus, kurangnya kesadaran dari Odha untuk patuh minum ARV justru jadi bumerang. Biasanya Odha tidak disiplin minum ARV dengan alasan efek samping yang sangat mengganggu pola hidup Odha. Efek samping ini biasa dialami Odha yang baru mulai terapi ARV yaitu merasakan mual, kepala pening, dan sebagainya. Efek samping penggunaan obat ARV ini sebenranya bersifat sementara. Gejala-gejala seperti itu tadi menandakan tubuh berinteraksi, merespon dan mulai menyesuaikan diri dengan ARV. Biasanya gejala tersebut akan berangsur-angsur hilang dalam kurun paling lama dua bulan.

Untuk itu ada baiknya jika Odha yang baru mulai terapi mulai ARV juga mengimbangi dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya melakukan aktivitas olah raga dan pola hidup sehat seperti tidur teratur dan mendengarkan musik.

Tidur yang baik normalnya tujuh sampai delapan jam semalam. Dengan tidur yang cukup seorang Odha sudah melakukan pembuangan sampah penyebab kelelahan. Karena sebagian kegiatan ada pada otot, sedangkan otot terdiri dari dioksida dan asam laktat yang menumpuk dalam darah yang juga sarat mempunyai efek toksik penyebab rasa lelah dan rasa kantuk. Selama tidur sampah ini akan dibuang.

Mendengarkan musik juga bisa jadi bagian hidup sehat. Karena dengan mendengarkan musik dapat berpengaruh dengan hidup. Musik juga juga bisa menjadi alat terapi karena musik merupakan salah satu bentuk rangsang suara yang merupakan stimulus khas untuk indera pendengaran. Akibatnya jika mendengarkan musik cenderung kita mengetukan tangan pada meja atau menghentakan kaki pada lantai dan itu berarti memberikan kesan harmoni pada diri kita. Jadi musik akan memberikan sensasi menyenangkan. Hal ini bisa mengurangi stress.
Untuk itu sebaiknya Odha yang sudah terapi ARV agar selalu mengimbangi dengan pola hidup sehat dan menjaga perilaku. Sehat itu mahal tetapi menjaga kesehatan itu sangat murah. [***]

Comments:
ilmunya makasih mas
 
semoga saya masih bisa bertahan, thx infonya ya
 
keren info nya kak, ada tips ksehatan yang mungkin bermanfaat cara meningkatkan kesuburan
 
Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?